Rabu, 11 April 2012

Warga Kampung Kongsen Terjangkit Chikungunya



Data yang diperoleh dari hasil pemantauan terhadap media lokal Banten, Kabar Banten dan Banten Raya (2–8 April 2012), menunjukan adanya dominasi isu good governance dengan 46,31%, dan isu lingkungan hidup 42,10%. Kemudian isu kriminalitas 7,36%. Sisanya yaitu isu HAM dan isu perempuan/dan atau anak diperoleh hasil yang sama, yakni 2,10% dari 95 total keseluruhan isu yang terhimpun. Sekedar pemberitahuan, mulai dari tanggal 3 April 2012, media Baraya Post kini sudah beralih nama menjadi Banten Raya.

Hujan deras yang terjadi di Kota Rangkasbitung, Kabupaten Lebak dalam beberapa hari sepekan ini, banyak memunculkan persoalan baru dalam isu lingkungan kali ini. Diberitakan dalam media Kabar Banten dan Banten Raya edisi 7 April 2012, seputar madrasah yang diterjang tumpukan tanah longsor. Meski tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun sebagian bangunan dari Madrasah Diniyah Alawiyah yang terletak di Kampung Kandangsapi, Desa Mekarjaya mengalami rusak berat. Sehingga, mengakibatkan aktivitas KBM di madrasah tersebut lumpuh total. Tidak hanya itu, kondisi lembab yang di akibatkan hujan deras yang mengguyur wilayah Lebak dalam beberapa sepekan ini, kerap memunculkan adanya wabah penyakit. Seperti yang terjadi di Kampung Kongsen, Kelurahan Muara Ciujung Timur, Rangkasbitung. Dalam pemberitaan di media Banten Raya edisi 4 Aril 2012 terangkum berita yang memuat tentang adanya 21 warga Kampung Kongsen yang terserang chikungunya. Mengetahui hal tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak langsung melakukan upaya fogging atau pengasapan untuk mengantisipasi adanya penyebaran wabah penyakit tersebut. Begitu juga dengan yang diberitakan oleh media Kabar Banten edisi 5 April 2012 yang berjudul “Warga Sekampung Terjangkit Chikungunya” diterbitkan sehari setelah pemberitaan isu chikungunya oleh Banten Raya beredar.

Petugas Dinkes Kabupaten Lebak melakukan fogging ke sejumlah rumah warga di Kampung Kongsen, Kelurahan Muara Ciujung Timur, Kecamatan Rangkasbitung Sumber foto: Harir Baldan/Banten Raya
Saya sempat kaget ketika membaca judul artikel yang dilayangkan media Kabar Banten edisi 5 April 2012 yakni “Warga Sekampung Terjangkit Chikungunya”. Ketika membaca kata “sekampung”, gambaran saya langsung merujuk kepada “seluruh kampung”. Timbul satu pertanyaan dari saya. “apa iya sudah separah itu?”. Karena menurut informasi yang saya peroleh dari media Banten Raya edisi 4 April 2012, yang terjangkit wabah chikungunya hanya 21 orang, bukan warga sekampung. Setelah saya membaca seluruh konten/isi artikel tersebut, ternyata yang diberitakan dalam isi artikel tidak sama dengan apa yang dituliskan dalam judul artikel, hanya ada 23 orang yang terjangkit chikungunya. Memang pemberian judul sangat berperan penting untuk menggiring pembaca agar menelusuri isi berita yang disampaikan. Tapi alangkah baiknya jika judul tersebut sesuai dengan apa yang diberitakan.

Selama sepekan pamantauan, rasanya saya kurang mendapatkan informasi yang lebih khususnya untuk di wilayah kabupaten Lebak. Mungkin karena minimnya pemberitaan seputar tentang Lebak, atau mungkin karena memang para wartawannya yang tidak mampu membuat berita. Membaca bagaimana kedua media memberitakan isu wabah chikungunya menyerang warga Kampung Konsen, Kelurahan Muara Ciujung Timur, Rangkasbitung. Saya melihat ada perbedaan jumlah orang yang terjangkit wabah chikungunya. Dalam hal ini, sebagai pemantau saya mulai ragu dan mempertanyakan tentang keakuratan dan kinerja para wartawan di lapangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar